Kalau dulu ada sebuah film dan lagu berjudul “Ada Apa Dengan Cinta”
yang laris manis di pasaran. Kali ini Saya ingin mengadopsi judul film dan lagu
tersebut dalam posting Saya kali ini, yaitu “Ada Apa Dengan Vagina”.
Anggap saja posting saya kali ini judulnya menyoal judul film tersebut.
Tentunya sudah jelas, kalau dalam film atau lagu ada apa dengan cinta mengurai
perjalanan hidup dan asmara seorang cewek bernama Cinta, maka dalam posting ini
mengurai keadaan yang ada dalam vagina perempuan, tentu saja punya Cinta juga.
Hahaha (intermezo....red)
Dalam keadaan normal, vagina dapat memproduksi cairan berwarna bening yang
fungsinya sebagai perlindungan alami, mengurangi gesekan dinding vagina saat
berjalan dan saat melakukan hubungan seksual. Tidak Cuma ini saja, misteri yang
terkandung dalam vagina sangat rumit, komplek dan penuh sensasi tentunya.
Ternyata di jaringan vagina juga hidup bakteri pelindung (bakteri doderleins)
yang jumlahnya cukup dominan berfungsi menjaga keseimbangan ekosistem vagina. Pada
beberapa kondisi hormonal, keseimbangan itu terganggu. Misalnya, saat stres,
menjelang dan setelah haidl, kelelahan, diabetes, saat terangsang atau saat
orgasme, hamil, atau mngkonsumsi obat hormonal seperti Pil KB.
Ekosistem vagina merupakan lingkaran kehidupan yang dipengaruhi oleh dua
unsur utama, yaitu, estrogen dan bakteri lactobacillus atau bakteri baik.
Estrogen berperan dalam menentukan kadar zat gula sebagai simpanan energi dalam
sel tubuh (glikogen). Glikogen merupakan nutrisi dari lactobacillus yang akan
dimetabolisme untuk pertumbuhannya. Sisa metabolisme kemudian menghasilkan asam
laktat yang menentukan suasana asam di dalam vagina dengan potential Hydrogen
(pH) di kisaran 3,8 – 4,2. Dengan tingkat keasaman ini, lactobacillus akan
subur dan bakteri patogen (bakteri jahat) akan mati.
Sebenarnya dalam kondisi ekosistem vagina normal dan seimbang, terdapat
berbagai macam bakteri, 95 persennya bakteri baik (lactobacillus) dan 5
persennya bakteri jahat (patogen). Bila keseimbangan itu terganggu, misalnya
tingkat keasamannya menurun, maka pertahanan alamiah-pun akan menurun dan mudah
mengalami infeksi. Saduran bebas dari Majalah Dokter Kita Edisi Akhir Tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar